Share

Archive for Desember 2010

“AHJAR AIDZHAN MIN GHASSYILHIRFAH”

AKU MEMOHON AMPUNANNYA……Ketika membaca kata seruan yang diatas”hindarilah kecurangan dalam pekerjaan.” kenapa tidak,, dalam mengarungi kehidupan zaman sekarang ini memang sangat sulit melakoninya . Walau demikian deras nya pengaruh sistim yang mengakar dibarengi lagi dengan pribadi kita yang lemah iman tentunya curang dalam pekerjaan adalah cela menurut syara.
Imam Muslim telah meriwayatkan daalam kitab Sahihnya, dari abu Hurairah bahwa Rasulullah suatu hari lewat dalam pasar dan melihanya dalam setumpuk makanan. Lalu nabi memasukan tangan beliau kedalam makanan itu hingga menyentuh makanan yang basah, beliau bertanya “ Apakah ini, wahai pemilik makanan? Pihak Pemilik menjawab,”Ya Rasulullah! Makanan ini terkena hujan. Rasulullah Saw bersabda “ Mengapa engkau tidak meletakkannya diatas makanan yang lain, supaya orang-orang melihanya” kemudian beliau melanjutkan, Barang siapa yang curang kepada kami- umat islam-,maka ia tidak termasuk golongan kami (menyimpang dan meninggalkan sunnah)”
Telah kita ketahui bersama bahwa setiap manusia mengetahui seluk beluk di dunia pekerjaan yang dilakoninya apakah dalam kewaspadaan, ataukah terperosok kedalam jurang kecurangan.
Allah telah menjadikan seorang hamba sebagai orang terpercaya atas dirinya dalam pekerjaannya, maka apabila ia curang, berarti dia berkhianat kepada agama, diri dan manusia seluruhnya, Ulama telah berkata setiap orang yang telah melakukan tindakan baik dalam pekerjaannya dan tidak terlau mengandalkan mengandalkan pekerjaannya itu, maka tanpa terasa Allah telah memberikan Berkah kepadanya. Sehingga ia termasuk manusia yang lebih banyak Hartanya. Dan barang Siapa curang dalam pekrjaannya, niscaya akan tersingkap kedoknya, dan dalam waktu singkat ia menjadi teladan dalam kejelekan. Karena Allah menjadikan kefakiran dalam kecurangan dan menjadikan berkah dalam kewaspadaan.
Para Guru thariqat, menganjurkan melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk Al Quran Yang Agung dan Assunnah yang mulia. Yang aling menekankan anjuran bekerja, ialah para guru yang mengikuti Thariqat Imam Abu hasan AsySyadzili. Ia berkata, “ Barang siapa bekerja dan melaksanakan kewajiban yang difardukan oleh Allah ta^ala kepadanya, maka benar-benar sempurna kesungguhannya.”
Syeikh Abu Abbas Al Mursyi berkata”Hendaklah kalian menetapi sebab datangnya rezeki (yakni bekrja) dan sebaiknya seseorang dari kalian menjadikan alat tenunnya sebagai tasbih, kalau ia mencari kayu maka maka kampaknya sebagai tasbih (kalau ia menjahit maka) jahitannya sebagai tasbih kaulau ia pergi berdagang kepergiannya sebaga tasbih.
Guru yang sempurna yaitu guru yang menuntun manusia (dalam hal amal yang menjadi sebab manusia sampai kepada Allah) sedangkan mereka manusia tetap pada pekerjaan mereka. Jadi j bukan orang yang memerintahkan manusia untuk meninggalkan pekerjaan, baru kemudian menuntun mereka, sebab semua pekerjaaan yang ditetapkan oleh agama sebagai suatu amal itu, orang yang benar-benar makrifat tentu bisa menyampaikan orang yang punya amal itu kehadirat Allah taala. Berbeda jika perkara-perkara itu tidak ditetapkan sara sebagai suatu amal.
Full View

OREANTALIS DAN HINAAN PADA RASULLULAH S.A.W
Hinaan terhadap Rasulullah Muhammad tak hanya dilakukan media Barat, kaum orientalis sudah melakukannya sangat lama. Bahkan dengan bungkus “ilmiah” [1]

Di kalangan Yahudi-Kristen, telah umum beredar hinaan atau celaan terhadap Nabi Muhammad. Misalnya penggunaan istilah pseduopropheta (nabi palsu). Johannes dari Damascus Ioannou tou Damaskhenou alias Johannes Damascenus atau John of Damascus (±652-750)] adalah orang yang paling awal menganggap Rasulullah sebagai nabi palsu.

Johannes menyebut Rasulullah sebagai Mamed. Dikutip dalam buku John of Damascus: The Heresy of the Ishmaelites oleh Daniel J Sahas (1972), John atau Johannes berpendapat bahwa Mamed adalah seorang nabi palsu dan secara kebetulan mengetahui isi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru serta berpura-pura pernah bertemu dengan Arius. Setelah itu, Mamed membuat sendiri ajaran sesatnya. Johannes menegaskan Mamed sendiri tidak sadar kalau menerima wahyu karena mendapatkannya ketika sedang tidur.

Tak cukup itu, Johannes juga mengatakan bahwa Mamed bukanlah seorang nabi (alias nabi palsu) karena perilakunya yang tidak bermoral. Mamed, katanya, membolehkan mengawini banyak perempuan dan ia sendiri mengawini istri anak angkatnya sendiri. Ada banyak sebutan untuk Nabi. Umumnya, bernada hujatan. Sebutan seperti; Mamed, Mawmet, Mahound, Mahoun, Mahun, Mahomet, Mahon, Machmet, yang kesemua kata tersebut bermakna setan (devil) dan berhala (idol) telah berkumandang keras khususnya pada zaman pertengahan. Hujatan terhadap Rasulullah terus dilakukan oleh para tokoh terkemuka Kristen.

Pastor Bede (673-735) menganggap Mamed sebagai a wild man of desert (seorang manusia padang pasir yang liar), kasar, cinta perang dan biadab, buta huruf, status sosialnya rendah, bodoh tentang dogma Kristen, tamak kuasa sehingga ia menjadi penguasa dan mengklaim dirinya sebagai seorang rasul (nuntius/apostolus).

Hujatan kepada Rasulullah juga dilakukan oleh para rahib terkemuka Kristen yang lain. Misalnya dilontarkan oleh Pierre Maurice de Montboissier yang juga dikenal sebagai Petrus Venerabilis alias Peter the Venerable (1049-1156), seorang kepala biara Cluny di Perancis.

Dalam buku Popular Attitudes Towards Islam in Medieval Europe, juga dalam Western Views of Islam in Medieval and Early Modern Europe (editor Michael Frasseto and Davis R Blanks), Pierre Maurice pernah menegaskan bahwa Mahomet adalah an evil man (orang jahat) dan satan (setan) karena mengajarkan anti-Kristus. Hujatan demi hujatan terus berlanjut. Ricoldus de Monte Crucis alias Ricoldo da Monte Croce (±1243-1320), seorang biarawan Dominikus, menulis beberapa karya yang juga menghujat Islam. Menurut

Ricoldo, yang mengarang Al-Qur`an dan membuat Islam adalah setan. Kata Ricoldo, sebagaimana dikutip Patrick O’Hair Cate dalam Each Other’s Scripture:

“Pengarang bukanlah manusia tetapi setan, yang dengan kejahatannya serta izin Tuhan dengan pertimbangan dosa manusia, telah berhasil untuk memulai karya anti-Kristus. Setan tersebut, ketika melihat iman Kristiani semakin bertambah besar di Timur dan berhala semakin berkurang, dan Heraclius, yang menghancurkan menara menjulang yang dibangun oleh Chosroes dengan emas, perak dan batu-batu permata untuk menyembah berhala-berhala, mengatasi Chosroes pembela berhala. Dan ketika setan melihat palang salib Kristus diangkat oleh Heraclius, dan tidaklah mungkin lagi untuk membela banyak tuhan atau menyangkal Hukum Musa dan Bibel Kristus, yang telah menyebar ke seluruh dunia, setan tersebut merancang sebuah bentuk hukum (agama) yang pertengahan jalan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dalam rangka untuk menipu dunia. Dengan maksud ini ia memilih Muhammad.”

Hujatan Ala Martin Luther

Seolah terpengaruh dengan pemikiran Ricoldo, Martin Luther (1483-1546) berpendapat, “The devil is the ultimate author of the Qur`an (setan adalah pengarang terakhir Al-Qur`an). Pendapat Luther didasarkan kepada penafsirannya terhadap Yohannes 8 (44). Luther berpendapat bahwa setan adalah a liar and murderer (seorang pembohong dan pembunuh). Al-Qur`an mengajarkan kebohongan dan pembunuhan. Oleh sebab itu, yang mengarang Al-Qur`an (Mahomet) dikontrol oleh setan. Luther juga menyatakan, “Jadi ketika jiwa pembohong mengontrol Mahomet, dan setan telah membunuh jiwa-jiwa Mahomet dengan Al-Qur`an dan telah menghancurkan keimanan orang-orang Kristen, setan harus terus mengambil pedang dan mulai membunuh tubuh-tubuh mereka.” (Lihat Martin Luther, On War Against the Turk, penerjemah Charles M Jacobs).



Menurut Luther, Mahomet, Al-Qur`an, dan orang-orang Turki semuanya adalah produksi setan. “Namun sebagaimana Paus yang anti-Kristus, begitu juga orang-orang Turki yang merupakan penjelmaan setan,” ujar Luther. Sebagaimana Ricoldo, Luther menganggap Tuhan orang-orang Turki adalah demon (setan) karena ketika orang-orang Turki berperang, mereka berteriak Allah! Allah! Ini sama halnya dengan tentara-tentara Paus ketika berperang berteriak Ecclesia! Ecclesia! Bagi Luther, teriakan gereja (ecclesia) berasal dari setan. Luther menegaskan, dalam peperangan, sebenarnya Tuhan orang-orang Turki yang lebih banyak bertindak dibanding orang-orang Turki sendiri. Tuhan mereka yang memberi keberanian dan trik, yang mengarahkan pedang dan tangan, kuda dan manusia.

Walhasil, Luther menyimpulkan Mahomet mengajarkan kebohongan, pembunuhan dan tidak menghargai perkawinan. Mahomet bohong karena menolak kematian Yesus dan ketuhanan Yesus sebagaimana yang diajarkan Bibel. Tak hanya menghina, Luther juga memfitnah dengan mengatakan bahwa Mahomet mengajarkan bahwa hukum ditegakkan dengan pedang dan keimanan Kristiani dan pemerintahan Muslim perlu dihancurkan, dan Turki (Muslim) adalah pembunuh. (Lihat Patrick O’Hair Cate, Each Other’s Scripture).

Dalam pandangan Luther, Mahomet membolehkan siapa saja untuk beristri sebanyak yang diinginkan. Menurutnya, merupakan kebiasaan bagi seorang laki-laki Turki untuk memiliki sepuluh atau dua puluh istri dan meninggalkan atau menjual siapa yang dia inginkan. Sehingga wanita-wanita Turki dianggap murah yang tidak ada harganya dan dianggap rendah; mereka dibeli dan dijual seperti binatang ternak. (Martin Luther, On War Against the Turk)

Demikianlah, kecaman, hinaan, dan hujatan terhadap Nabi Muhammad tak hanya datang kali ini, namun telah berlangsung jauh-jauh hari. Dan ternyata, hujatan dan hinaan tersebut telah menjadi bagian dari studi orientalisme. *)

 Tulisan ini dimuat di Majalah Hidayatullah edisi Maret 2007
  “Kita umat Rasulullah diakhir jaman jangan tinggal diam lakukan sesuatu dengan cara hidupkan Sunnah mulai bangun sampai tidur kembali…didalam Sunnah Terdapat Kejayaan. “
BUKTI NYATA RASULLULAH YANG DI INGKARI (OREANTALIS) Full View

HOME | ABOUT

Copyright © 2011 SANG KREATORISIDIKALANG | Powered by BLOGGER | Template by 54BLOGGERCoolbthemes.com.