Share/Bookmark
No comment yet
“AHJAR AIDZHAN MIN GHASSYILHIRFAH”

AKU MEMOHON AMPUNANNYA……Ketika membaca kata seruan yang diatas”hindarilah kecurangan dalam pekerjaan.” kenapa tidak,, dalam mengarungi kehidupan zaman sekarang ini memang sangat sulit melakoninya . Walau demikian deras nya pengaruh sistim yang mengakar dibarengi lagi dengan pribadi kita yang lemah iman tentunya curang dalam pekerjaan adalah cela menurut syara.
Imam Muslim telah meriwayatkan daalam kitab Sahihnya, dari abu Hurairah bahwa Rasulullah suatu hari lewat dalam pasar dan melihanya dalam setumpuk makanan. Lalu nabi memasukan tangan beliau kedalam makanan itu hingga menyentuh makanan yang basah, beliau bertanya “ Apakah ini, wahai pemilik makanan? Pihak Pemilik menjawab,”Ya Rasulullah! Makanan ini terkena hujan. Rasulullah Saw bersabda “ Mengapa engkau tidak meletakkannya diatas makanan yang lain, supaya orang-orang melihanya” kemudian beliau melanjutkan, Barang siapa yang curang kepada kami- umat islam-,maka ia tidak termasuk golongan kami (menyimpang dan meninggalkan sunnah)”
Telah kita ketahui bersama bahwa setiap manusia mengetahui seluk beluk di dunia pekerjaan yang dilakoninya apakah dalam kewaspadaan, ataukah terperosok kedalam jurang kecurangan.
Allah telah menjadikan seorang hamba sebagai orang terpercaya atas dirinya dalam pekerjaannya, maka apabila ia curang, berarti dia berkhianat kepada agama, diri dan manusia seluruhnya, Ulama telah berkata setiap orang yang telah melakukan tindakan baik dalam pekerjaannya dan tidak terlau mengandalkan mengandalkan pekerjaannya itu, maka tanpa terasa Allah telah memberikan Berkah kepadanya. Sehingga ia termasuk manusia yang lebih banyak Hartanya. Dan barang Siapa curang dalam pekrjaannya, niscaya akan tersingkap kedoknya, dan dalam waktu singkat ia menjadi teladan dalam kejelekan. Karena Allah menjadikan kefakiran dalam kecurangan dan menjadikan berkah dalam kewaspadaan.
Para Guru thariqat, menganjurkan melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk Al Quran Yang Agung dan Assunnah yang mulia. Yang aling menekankan anjuran bekerja, ialah para guru yang mengikuti Thariqat Imam Abu hasan AsySyadzili. Ia berkata, “ Barang siapa bekerja dan melaksanakan kewajiban yang difardukan oleh Allah ta^ala kepadanya, maka benar-benar sempurna kesungguhannya.”
Syeikh Abu Abbas Al Mursyi berkata”Hendaklah kalian menetapi sebab datangnya rezeki (yakni bekrja) dan sebaiknya seseorang dari kalian menjadikan alat tenunnya sebagai tasbih, kalau ia mencari kayu maka maka kampaknya sebagai tasbih (kalau ia menjahit maka) jahitannya sebagai tasbih kaulau ia pergi berdagang kepergiannya sebaga tasbih.
Guru yang sempurna yaitu guru yang menuntun manusia (dalam hal amal yang menjadi sebab manusia sampai kepada Allah) sedangkan mereka manusia tetap pada pekerjaan mereka. Jadi j bukan orang yang memerintahkan manusia untuk meninggalkan pekerjaan, baru kemudian menuntun mereka, sebab semua pekerjaaan yang ditetapkan oleh agama sebagai suatu amal itu, orang yang benar-benar makrifat tentu bisa menyampaikan orang yang punya amal itu kehadirat Allah taala. Berbeda jika perkara-perkara itu tidak ditetapkan sara sebagai suatu amal.

Posting Komentar

HOME | ABOUT

Copyright © 2011 SANG KREATORISIDIKALANG | Powered by BLOGGER | Template by 54BLOGGERCoolbthemes.com.